
Kendal, 2 Februari 2025 – Hampir dua minggu pasca bencana longsor yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan 34 rumah terdampak, penanganan oleh pemerintah daerah dinilai masih belum serius. Hingga saat ini, upaya yang dilakukan baru sebatas pemasangan terpal di area longsor, itupun hanya menutupi sekitar 20% dari tebing yang longsor.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Kendal, Abdul Syukur, yang meninjau lokasi pada Sabtu, 1 Februari 2025, mengungkapkan keprihatinannya terhadap lambannya penanganan bencana ini. Sementara itu, intensitas hujan dan angin terus terjadi hampir setiap hari, terutama pada malam hari, sehingga meningkatkan risiko longsor susulan.
Para korban, yang sebagian besar mengungsi di rumah saudara, berharap pemerintah segera mengambil langkah serius untuk mengatasi situasi ini. Mereka merasa was-was dan takut terjadi longsor susulan akibat cuaca yang masih ekstrem.

Abdul Syukur, yang juga Ketua DPC PPP Kendal, berharap Pemerintah Daerah Kendal untuk segera berkoordinasi dengan Camat Sukorejo dan Kepala Desa Tamanrejo guna membahas solusi terbaik bagi warga Dusun Wonorojo, terutama mereka yang rumahnya terdampak longsor. Menurutnya, evakuasi ke tempat yang lebih aman harus segera dilakukan sambil mencari solusi relokasi yang lebih nyaman dan aman bagi warga.
Selain itu, mengingat besarnya kebutuhan anggaran untuk menangani longsor dan banjir yang terjadi di Kabupaten Kendal, Abdul Syukur meminta Pemerintah Daerah Kendal agar lebih proaktif dalam mencari bantuan dari Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat, BUMD, BUMN, serta para donatur guna mempercepat pemulihan pasca-bencana.
“Pemerintah harus segera turun tangan agar warga tidak terus-menerus hidup dalam ketakutan. Koordinasi dan aksi nyata sangat dibutuhkan agar bencana ini tidak semakin parah,” tegasnya.
Diharapkan, langkah konkret segera diambil untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga terdampak sebelum cuaca ekstrem memperburuk situasi.
