
Al-Mawardi (972–1058 M) adalah seorang cendekiawan Muslim dari abad ke-11 yang dikenal sebagai ahli hukum, filsuf politik, dan penulis dalam bidang pemerintahan Islam. Nama lengkapnya adalah Abu al-Hasan Ali ibn Muhammad ibn Habib al-Mawardi. Ia hidup pada masa Dinasti Abbasiyah dan banyak memberikan kontribusi dalam bidang politik Islam, terutama dalam bukunya yang terkenal, Al-Ahkam al-Sultaniyyah (Hukum-hukum Pemerintahan).
Latar Belakang Pemikiran Al-Mawardi Al-Mawardi hidup dalam periode ketidakstabilan politik, di mana kekhalifahan Abbasiyah mengalami kemunduran akibat dominasi para penguasa militer dan invasi eksternal. Dalam konteks ini, ia berusaha merumuskan teori politik Islam yang dapat mempertahankan eksistensi kekhalifahan sebagai institusi pusat pemerintahan Islam.
Konsep Pemerintahan dalam Pemikiran Al-Mawardi Al-Mawardi membahas konsep pemerintahan Islam secara sistematis dalam Al-Ahkam al-Sultaniyyah. Beberapa gagasan utamanya adalah:
- Kekhalifahan sebagai Institusi Sentral
Al-Mawardi menekankan pentingnya kekhalifahan sebagai institusi yang mempersatukan umat Islam. Ia berpendapat bahwa khalifah adalah pemimpin tertinggi yang bertugas menegakkan hukum Islam, menjaga stabilitas negara, dan melindungi rakyat dari ancaman internal maupun eksternal. - Syarat Seorang Khalifah
Menurut Al-Mawardi, seorang khalifah harus memenuhi beberapa syarat, di antaranya:
Muslim, laki-laki, berakal sehat, dan merdeka.
Adil dalam tindakan dan keputusan.
Memiliki ilmu agama yang cukup untuk memahami hukum Islam.
Mampu mengatur dan memimpin pemerintahan dengan bijaksana.
- Legitimasi Kekuasaan
Al-Mawardi membagi legitimasi kekuasaan menjadi dua: melalui pemilihan oleh ahlul halli wal ‘aqdi (dewan pemilih) atau dengan penunjukan langsung oleh khalifah sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun sistem Islam memiliki unsur pemilihan, realitas politik saat itu juga mengakomodasi suksesi berdasarkan penunjukan. - Tugas dan Wewenang Khalifah
Khalifah memiliki berbagai tugas, antara lain:
Menegakkan syariat Islam.
Melindungi rakyat dan memastikan keadilan sosial.
Menjaga stabilitas negara dari ancaman internal dan eksternal.
Mengelola ekonomi dan keuangan negara berdasarkan prinsip-prinsip Islam.
- Hubungan antara Kekuasaan Sipil dan Militer
Al-Mawardi menegaskan bahwa militer harus berada di bawah kendali pemerintahan sipil yang dipimpin oleh khalifah. Ini untuk menghindari perebutan kekuasaan oleh panglima militer yang dapat menyebabkan ketidakstabilan politik.
Pengaruh Al-Mawardi terhadap Dunia Islam Pemikiran Al-Mawardi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap dunia Islam, baik di masa lalu maupun dalam perkembangan politik Islam modern. Beberapa pengaruh utamanya adalah:
- Model Pemerintahan Islam
Al-Ahkam al-Sultaniyyah menjadi salah satu referensi utama dalam penyusunan sistem pemerintahan Islam, yang menginspirasi banyak pemikir politik Muslim di kemudian hari. Pemikirannya tentang hubungan antara penguasa dan rakyat, serta pentingnya keadilan, menjadi landasan dalam banyak sistem pemerintahan di dunia Islam. - Pemikiran tentang Kekhalifahan
Gagasan Al-Mawardi tentang kekhalifahan sebagai institusi sentral mempengaruhi cara pandang banyak penguasa Muslim dalam mempertahankan legitimasi kekuasaan mereka. Pemikiran ini juga menjadi bahan kajian dalam berbagai diskusi tentang sistem politik Islam. - Kontribusi terhadap Hukum Islam
Sebagai seorang ahli fikih, Al-Mawardi tidak hanya memberikan kontribusi dalam politik Islam tetapi juga dalam sistem hukum Islam (fiqh). Pemikirannya membantu membentuk berbagai sistem hukum di dunia Islam, terutama dalam konteks administrasi negara dan peran pemimpin dalam menegakkan syariat. - Inspirasi bagi Pemikir Muslim Modern
Pemikiran Al-Mawardi tetap relevan dan menjadi inspirasi bagi banyak intelektual Muslim dalam membahas sistem politik Islam modern. Prinsip-prinsip yang ia tawarkan, seperti keadilan, kepemimpinan yang bertanggung jawab, dan keseimbangan antara kekuasaan sipil dan militer, masih menjadi diskusi utama dalam pembangunan negara Islam kontemporer.
Relevansi Pemikiran Al-Mawardi dalam Politik Islam Modern Pemikiran Al-Mawardi masih relevan dalam kajian politik Islam kontemporer. Beberapa prinsip seperti keadilan, kepemimpinan yang berintegritas, serta pentingnya pemerintahan yang berlandaskan hukum Islam dapat menjadi pedoman dalam membangun sistem politik yang stabil di negara-negara Muslim. Meskipun konsep kekhalifahan tidak lagi menjadi model pemerintahan universal, nilai-nilai yang diusung Al-Mawardi tetap dapat diadaptasi dalam sistem demokrasi modern dengan prinsip-prinsip Islam.
Kesimpulan Al-Mawardi adalah salah satu pemikir politik Islam yang paling berpengaruh. Pemikirannya tentang kekhalifahan, legitimasi kekuasaan, dan peran pemerintah dalam menegakkan keadilan masih menjadi bahan kajian dalam politik Islam. Al-Ahkam al-Sultaniyyah menjadi karya penting yang memberikan panduan bagi sistem pemerintahan Islam, baik di masa lalu maupun dalam refleksi modern. Dengan memahami pemikirannya, umat Islam dapat mengambil pelajaran untuk menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik dan adil dalam konteks dunia kontemporer.